Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4589
Title: Reformulasi Hermeneutika Tafsir Feminis Indonesia: Paradigma, Tipologi, dan Metodologi (Analisis Pemikiran Musdah Mulia dan Faqihuddin Abdul Kodir)
Authors: Ida Kurnia Shofa, 321440089
Advisor: Hamdani Anwar
Romlah Widayati
Issue Date: 2025
Publisher: Program Pascasarjana IIQ Jakarta
Abstract: Riset ini bertujuan mengkaji dan membandingkan pemikiran tafsir feminis Musdah Mulia dan Faqihuddin Abdul Kodir secara sistematis melalui analisis epistemologis, metode penafsiran, ideologi, serta relevansi sosial. Penelitian ini relevan karena minimnya kajian yang secara kritis mendialogkan kedua tokoh tersebut. Pendekatan hermeneutika filosofis Gadamer digunakan untuk menganalisis secara kritis bagaimana langkah metodis untuk menemukan kelemahan metodologis teori tafsir keduanya dan memberikan tawaran reformulasi tafsir feminis Indonesia. Hasil riset ini menunjukkan bahwa Musdah masuk dalam kategori progresif-eksklusif yang menitikberatkan pada keterlibatan penuh perspektif perempuan, menekankan pada aspek keseteraan gender, HAM, reformasi hukum Islam, dan kritik terhadap tafsir klasik yang patriarkal. Sebaliknya, Faqihuddin Abdul Kodir masuk dalam kategori progresif-inklusif yang menekankan prinsip kesalingan dan keterlibataran laki-laki dan perempuan secara seimbang dalam relasi gender. Riset ini juga menemukan bahwa tafsir feminis keduanya memiliki implikasi signifikan dalam ranah teologis, sosial, dan hukum. Namun, di sisi lain ditemukan keterbatasan metodologis pada teori tafsir keduanya. Keterbatasan pendekatan Musdah Mulia terletak pada dominannya ideologi modern seperti feminisme dan HAM yang kerap menggantikan otoritas teks wahyu, sehingga menimbulkan risiko epistemic displacement, reduksi terhadap tafsir klasik, kurangnya dialog dengan keilmuan Islam tradisional, bias ideologis dan generalisasi normatif, serta ketiadaan kerangka tafsir yang sistematis. Sementara keterbatasan pendekatan Faqihuddin terletak pada pendekatannya yang terlalu normatif dan etis, dengan menekankan prinsip kesalingan tanpa membongkar struktur kuasa patriarkal dalam teks, jarang menggunakan kritik hermeneutika modern atau teori sosial secara mendalam, dan cenderung pada etikalisasi tanpa kritik struktural. Keduanya juga sama-sama absen dalam kategorisasi atau klasifikasi sistematis terhadap ayat-ayat yang memiliki bias gender struktural, sehingga menganggap seluruh ayat relasi gender dapat direinterpretasi secara hukum tanpa mempertimbangkan konsekuensi hukum pada ayat lain. Dari kritik evaluatif terhadap metode penafsiran Musdah dan Faqihuddin, maka dibentuk tawaran formula sebagai tren baru dalam pembacaan ayat-ayat relasi gender, yaitu tafsir womanis, yang mencakup tiga aspek utama, yaitu prinsip tafsir womanis, tipologi ayat-ayat relasi gender, dan metode tri-dialogis sebagai langkah operasionalnya. Adapun prinsip tafsir womanis meliputi: 1) tauhid, 2) normatif-kontekstual, 3) maqâṣid al-sharî’ah, 4) dialog antar perspektif. Tipologi ayat relasi gender terdiri dari: 1) ayat normatif-teologis, 2) ayat normatif-etis, dan 3) ayat normatif-dogmatis. Dan adapun langkah operasional metode tri-dialogis adalah: 1) analisis teks, 2) analisis konteks, dan 3) analisis subjektifitas penafsir.
URI: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4589
Appears in Collections:Disertasi S3 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
321440089_Ida Kurnia Shofa.pdf
  Restricted Access
321440089_Disertasi7.05 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
321440089_Ida Kurnia Shofa_BAB 1&6.pdf
  Restricted Access
321440089_Disertasi_BAB 1&63.54 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.