Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4580| Title: | Makna Kata Gufran Dalam Al-Quran (Kajian Semantik Toshihiko Izutzu [w. 1413 H/1993 M]) |
| Authors: | Inggrit Nurhafilda, 21211673 |
| Advisor: | Ulin Nuha |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
| Abstract: | Penelitian ini bertujuan mengkaji makna gufrān dalam Al-Qur’an menggunakan pendekatan semantik yang dikembangkan Toshihiko Izutsu (w. 1413 H/1993 M). Istilah ini merupakan konsep penting yang berkaitan dengan pengampunan, sekaligus mengandung dimensi teologis, moral, dan spiritual yang kompleks. Studi ini menelusuri makna dasar, relasi makna dengan istilah lain, perkembangan makna dari periode pra-Qur’anik hingga Qur’anik, serta pandangan dunia (weltanschauung) Qur’ani terkait pengampunan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan penelitian kepustakaan (library research) yang mengumpulkan data primer berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung gufrān, serta berbagai literatur pendukung seperti kamus bahasa Arab, tafsir, dan karya Toshihiko Izutsu. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan semantik, memfokuskan pada hubungan makna dalam konteks historis-linguistik dan konseptual Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara leksikal gufrān berarti menutupi atau menyembunyikan, baik secara fisik maupun metaforis, yang menjadi dasar bagi konsep pengampunan dalam Al-Qur’an. Secara relasional, istilah ini kerap muncul bersama dengan konsep seperti ‘afā (memaafkan), raḥima (kasih sayang), syakūr (bersyukur), dan ḥalīm (penyayang dan penyabar), yang memperkaya maknanya dengan penekanan pada pengampunan menyeluruh dan kasih sayang Allah. Di sisi lain, terdapat kontras yang kuat dengan istilah seperti ‘āqaba (hukuman), qiṣāṣ (pembalasan), jāzā (balasan), dan ‘azāb (azab), yang menegaskan keseimbangan antara rahmat dan keadilan dalam sistem nilai Qur’ani. Dalam perspektif sinkronik dan diakronik, makna gufrān tetap konsisten sebagai bentuk pengampunan, namun berkembang dari periode Makkiyah yang menonjolkan belas kasih Allah kepada pendosa, menuju periode Madaniyah yang lebih menekankan aspek sosial seperti rekonsiliasi dan pemulihan hubungan antarindividu dan masyarakat. Secara pandangan dunia, pengampunan dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai nilai utama yang memadukan rahmat ilahi dengan tuntutan keadilan, sekaligus mendorong manusia meneladani sikap pemaaf dalam interaksi sosial sehari-hari. xix Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan studi Al-Qur’an melalui pendekatan semantik, serta memperkaya pemahaman konsep pengampunan yang aplikatif dalam konteks sosial dan spiritual umat Islam. |
| URI: | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4580 |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 65-21211673 (2).pdf Restricted Access | 5.26 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 65-21211673_Publik.pdf Restricted Access | 4.73 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.