Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4578| Title: | Praktik Overclaim Produk Skincare Di Tiktok (Analisis Ayat-Ayat Etika Bisnis Perspektif Tafsir al-Munir Karya Wahbah al-Zuhaylī [W. 2015 M]) |
| Authors: | Septa Nurhidayah, 21211789 |
| Advisor: | Iffaty Zamimah |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
| Abstract: | Latar belakang penelitian ini berangkat dari maraknya praktik overclaim dalam promosi produk skincare di TikTok, yaitu klaim berlebihan yang tidak sesuai fakta dan berpotensi menyesatkan konsumen. Praktik ini termasuk penyimpangan etika bisnis Islam karena mengabaikan nilai kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab dalam muamalah. Kajian yang secara spesifik menghubungkan overclaim dengan etika bisnis Islam dalam Al-Qur’an masih terbatas, khususnya melalui perspektif Tafsīr al-Munīr dan pendekatan interdisipliner. Penelitian ini mengintegrasikan Tafsīr al-Munīr, yang dikenal sistematis dan responsif terhadap isu sosial, dengan teori Persuasion Marketing Robert B. Cialdini untuk mengkritisi strategi promosi secara etis. Penelitian sebelumnya membahas etika bisnis dalam Al-Qur’an dan overclaim secara terpisah. Penelitian ini berbeda dengan karya Kasis Darmawan (2019) dan Yuni Wahyuni (2022) yang fokus pada etika bisnis umum dan tafsīr klasik. Selain itu, penelitian Nadhimatu Authoriyah Istna Alfain (2023) dan Adinda Ayu Puspita Kuncoro (2024) menggunakan pendekatan hukum, sedangkan penelitian ini menggabungkan tafsir Al-Qur'an dengan teori pemasaran digital. Penelitian ini hadir untuk mengisi kekosongan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tafsir tematik dan teori Persuasion Marketing. Data dikumpulkan melalui observasi konten TikTok serta kajian pustaka terhadap Tafsīr al-Munīr sebagai sumber utama, didukung oleh literatur etika bisnis Islam dan teori komunikasi persuasif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa QS. al-Muṭaffifīn [83]:1–3, alBaqarah [2]:42, dan al-Isrā’ [17]:35 relevan dalam mengecam praktik overclaim promosi skincare di TikTok. Penafsiran Wahbah Zuḥaylī dalam Tafsīr al-Munīr menekankan nilai kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sebagai produsen. Sementara QS. al-Ḥujurāt [49]:6 memberi solusi normatif dari sisi konsumen melalui prinsip tabayyūn (verifikasi). Analisis tematik yang terhubung dengan teori Persuasion Marketing menunjukkan adanya penyalahgunaan prinsip persuasi secara tidak etis. Kajian ini menegaskan pentingnya integrasi tafsir dan pendekatan modern dalam merespons tantangan etika pemasaran digital menurut nilai-nilai Qur’ani. |
| URI: | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4578 |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 68-21211789.pdf Restricted Access | 2.35 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 68-21211789_Publik.pdf Restricted Access | 1.48 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.