Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4574Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Mujiburohman | - |
| dc.contributor.author | Nadia Zakia, 21211718 | - |
| dc.date.accessioned | 2025-12-02T07:22:00Z | - |
| dc.date.available | 2025-12-02T07:22:00Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4574 | - |
| dc.description.abstract | Fenomena krisis otoritas keagamaan pada era kontemporer menimbulkan persoalan serius dalam kehidupan umat Islam. Banyak figur yang dianggap ulama tidak lagi mencerminkan nilai-nilai ideal sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an. Padahal, dalam Islam, ulama menempati posisi strategis sebagai pewaris para nabi, penjaga kemurnian ajaran, dan pembimbing umat. Realitas ini mendorong perlunya kajian mendalam mengenai karakteristik ulama menurut Al-Qur’an, terutama dalam konteks tantangan zaman. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri karakteristik ulama yang dikonsepsikan Al-Qur’an melalui pendekatan tafsir maqāshidī Washfī ‘Āsyūr Abū Zayd. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbasis studi kepustakaan (library research), dengan pendekatan tematik (maudh’ ī) sebagai metode analisis ayat. Sumber data utama berasal dari Al-Qur’an dan tafsir maqāshidī Washfī ‘Āsyūr, serta didukung oleh literatur sekunder seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah lain yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa karakteristik ulama yang digambarkan dalam Al-Qur’an ialah: memiliki rasa takut (khasyyah) kepada Allah sebagai hasil dari kedalaman ilmunya (QS. Fāṭir [35]: 28); mengamalkan ilmu yang dimiliki (QS. Al-Baqarah [2]: 44); jujur dan bertanggung jawab dalam menyampaikan ilmu (QS. Āli ‘Imrān [3]: 187); tidak berbicara di luar kapasitasnya (QS. Al-Isra’ [17]: 36); tidak menyalahgunakan ayat-ayat Allah demi keuntungan duniawi (QS. Al-Baqarah [2]: 174–176); berorientasi pada kehidupan akhirat dan tidak terpesona oleh dunia (QS. Al-Qaṣaṣ [28]: 80); menjadi saksi atas kebenaran dan keadilan karena keilmuannya (QS. Āli ‘Imrān [3]: 18); aktif menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (QS. Āli ‘Imrān [3]: 104); serta menyampaikan ajaran dengan hikmah dan nasihat yang baik (QS. An-Naḥl [16]: 125). Karakter-karakter tersebut sebagai prinsip universal yang tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga aplikatif dalam membangun peran ulama yang berintegritas dan solutif dalam kehidupan sosial. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
| dc.subject | Karakteristik | en_US |
| dc.subject | Washfī ‘Āsyūr Abū Zayd | en_US |
| dc.subject | Ulama | en_US |
| dc.subject | Al-Qur’an | en_US |
| dc.subject | Tafsir Maqāshidī | en_US |
| dc.title | Karakteristik Ulama Dalam Al-Quran (Aplikasi Pendekatan Tafsir Maqaṣidi Waṣfi Āsyur Abu Zayd) | en_US |
| dc.type | Skripsi | en_US |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 64-21211718.pdf Restricted Access | 1.86 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 64-21211718_Publik.pdf Restricted Access | 937.91 kB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.