Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4153
Title: Al-Qur’an dan Relasi Gender Studi Analisis Kitab Tafsir Surat An-Nur Karya Abdurrahim Faris Abu ‘Ulbah
Authors: Salsabilah, 220411017
Advisor: Samsul Ariyadi
Ade Naelul Huda
Issue Date: 2025
Publisher: Program Pascasarjana IIQ Jakarta
Abstract: Penelitian tentang relasi gender dalam Al-Qur’an yang telah dilakukan kebanyakan membahas seputar upaya reinterpretasi bahkan rekontruksi ayat-ayat Al-Qur’an dan metode penafsiran yang dianggap bias gender. Pembahasan yang sudah ada mengerucut pada konsep kesetaraan dan ketidaksetaraan, yang dianggap sebagai akar permasalahan utama persoalan gender. Dalam merespon perguliran isu tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan pengkajian terhadap karya Abdurrahim Faris Abu 'Ulbah, kitab Tafsīr Sûrat An-Nûr. Surat An-Nur sendiri mencakup hampir seluruh permasalahan interaksi antara kaum laki-laki dan perempuan. Berdasarkan pengamatan penulis, Abdurrahim Abu ‘Ulbah berhasil mendudukkan landasan yang tegas dalam merespon isu kontemporer secara qanā’ah dan penuh keyakinan bahwa Al-Qur’an mampu menjadi solusi atas problematika tersebut. Penulis berusaha mencari pembacaan tafsir yang tidak dibumbui kecondongan atau dimotori ide feminisme. Sebab ide tersebut justru melahirkan ketimpangan dan keguncangan struktur masyarakat serta keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap terkait penafsiran Abu ‘Ulbah terhadap ayat-ayat relasi gender dalam Al-Qur’an, metodologi penafsiran, serta relevansinya terhadap relasi gender di masa kontemporer yang terus bergulir. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (Library Reseach). Dari hasil kajian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa Pertama, Abu ‘Ulbah menjelaskan bahwa Al-Qur’an menyeru manusia secara umum sebagai objek yang sama. Adanya kekhususan dalam teks tidak bisa dimaknai sebagai ketidaksetaraan. Abu ‘Ulbah menghadirkan pembacaan yang berbeda dan tidak mengurai soal konsep kesetaraan dan ketidaksetaraan. Kedua, dalam penafsirannya Abu ‘Ulbah menggunakan gabungan metode penafsiran bi al-Ma’tsur dan bi ar-Ra’yi, dengan model penafsiran tahlili dan corak fiqhi-lughawi. Relasi gender yang dipaparkan oleh Abu ‘Ulbah mengarahkan fokus perhatian pada hukum yang mengatur seputar relasi gender secara rinci baik dalam ranah domestik maupun publik. Abu ‘Ulbah menolak tenggelam pada perdebatan yang tidak berujung soal kesetaraan dan ketidaksetaraan karena menurutnya itu bukanlah topik utama. Sebab, tidak adanya keterikatan seseorang pada hukum syari’at itulah sesungguhnya yang menjadi penyebab lahirnya berbagai ketimpangan dan persoalan seputar relasi gender yang ada. Sehingga solusinya harus dengan kembali pada pembacaan yang benar dan utuh pada nash syari’at.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4153
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
220411017_Salsabilah.pdf
  Restricted Access
220411017_Tesis2.47 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
220411017_Salsabilah_BAB 1&5.pdf220411017_Tesis_BAB 1&51.55 MBAdobe PDFView/Open


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.