Resepsi Santri Terhadap Tradisi Pembacaan H}izb Sakra>n (Studi Living Qur'an Di Pondok Pesantren Al-Imam Al-Ghozaly Al-Idrisy Kab. Tangerang)

Abstract

Pembacaan h}izb sakra>n di Ponpes Al-Imam Al-Ghozaly Al-Idrisy dibaca secara rutin setelah shalat magrib berjama’ah. Pembacaan h}izb sakra>n bertujuan sebagai salah satu wasilah mengingat Allah Swt dan yakin bahwa Allah Swt yang akan menjaga santri, keluarga dan pondoknya dari marabahaya apapun. Oleh karenanya penulis memilih untuk meneliti h}izb sakra>n ini karena h}izb ini diamalkan di Pondok tersebut, menarik untuk diteliti dan belum pernah ada yang meneliti. Penelitian ini sejalan dengan skripsi Eka Rahayuni (2019) adapun persamaan penelitian ini adalah praktek dalam pembacaan h}izb/wirid sakra>n ini yaitu di awali dengan bacaan tawas}s}ul terlebih dahulu. Perbedaannya adalah pada skripsi ini menggunakan pemaknaan berdasarkan teori sosiologi, pada skripsi penulis menggunakan teori fenomenologi. Dan pada skripsi M. Badruz Zaman (2020) yang meneliti mengenai h}izb sakra>n. Persamaannya yaitu skripsi ini menggunakan teori resepsi untuk meneliti. Perbedaaan skripsi ini dengan pembahasan penulis yakni mengenai waktu pelaksaannya yaitu setelah shalat isya berjama’ah, sedangkan di tempat yang penulis teliti dilakukan setelah shalat magrib berjama’ah. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif yakni penelitian lapangan (field research), serta menggunakan pendekatan fenomenologi Edmund Husserl dan teori resepsi Hans Robert Jauss. Hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa pelaksanaan pembacaan h}izb sakra>n ini dilakukan sejak berdirinya Pondok pada tahun 2020. Genealogi dan sanad pembacaan h}izb sakra>n ini tidak terlepas dari sanad sang guru yakni Abuya Muhammad Idris yang mendapatkan ijazah dari Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz semasa kuliah di Universitas Al-Ahgaff Yaman. Adapun resepsi para santri yakni mendekatkan diri kepada Allah Swt, meminta perlindungan dari kejahatan jin dan manusia. Adapun pemaknaan para santri adalah hati menjadi tenang, lebih sabar, ikhlas, terjaga dari perasaan waswas.