Profesionalisme Guru PAI Pada Perilaku Keagamaan Siswa di SDI Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kurangnya kesadaran peserta didik dalam hal keagamaan sehingga perilaku keagamaan peserta didik masih belum baik. Keberadaan guru agama Islam tentunya memiliki andil yang cukup besar untuk mengajarkan nilai-nilai kegamaan secara optimal. Gurulah yang menjadi pelaku utama atau yang memberikan pendidikan secara langsung kepada peserta didiknya. Semua orang yakin bahwa guru menjadi kunci utama keberhasilan pembelajaran di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profesionalisme guru PAI pada perilaku keagamaan siswa di SDI Darul Ma’arif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Tempat penelitian di SDI Darul Ma’arif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data primer berasal dari kepala sekolah, guru PAI, siswa kelas VI SDI Darul Ma’arif sedangkan sumber data sekunder berasal dari data-data sekolah, buku, jurnal, artikel, dan skripsi. Teknik analisis data menggunakan model reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme guru PAI sangat berperan di SDI Darul Ma’arif yang mana telah melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga dapat meningkatkan perilaku keagamaan siswa seperti membimbing dan membina siswa untuk berperilaku yang sesuai dengan ajaran Agama Islam. Oleh karena itu, profesionalisme guru PAI sangat dibutuhkan dan guru PAI harus meningkatkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik serta kualitas pendidik terlihat masih kurang hal ini dibuktikan guru PAI cenderung selalu menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan drill serta kurangnya inovasi dalam hal mengajar. Adapun faktor pendukung yang diadakan oleh SDI Darul Ma’arif ini mengadakan beberapa program yaitu shalat dhuha berjama’ah, shalat dzuhur berjama’ah, tadarrus Al-Qur’an, tahsin, tahfidz, infak setiap hari Jum’at, bersalaman dengan guru ketika bertemu. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurangnya minat siswa dalam belajar, kerjasama antar orang tua dengan guru kurang baik, adanya pengaruh dari teknologi, dan adanya pengaruh dari lingkungan permainan.