Zuhud Ibn 'Arabu dan Hamka (Telaah Studi Komparatif)

Abstract

Umat Islam dewasa ini telah terjangkit sebuah penyakit, ironisnya umat Islam tidak sadar dan tidak mengetahui telah terjangkit penyakit tersebut, ada kemungkinan mengetahuinya tetapi tidak tahu betapa besar bahaya penyakit yang menimpanya. Umat Islam hidup dalam kehinaan tidak mempunyai harga diri, dikuasai dan selalu didikte oleh musuh-musuh Islam hampir di semua tempat. Apalagi dengan adanya isu "Terorisme Global" yang dihembuskan oleh mereka, sehingga menempatkan umat Islam sebagai tertuduh. Dunia adalah rumah kebinasaan. Lebih celaka bagi orang yang membangunnya di dalam hati. Bagi orang yang dijejali oleh pemikiran-pemikiran entang duniawi. Berbeda dengan surga rumah masa depan. Lebih beruntung lagi jika seseorang dapat membangun surga dalam hatinya. Lebih beruntung bagi orang yang mengisi hatinya dengan keinginan-keinginan mendapatkan surga. 1 Ketika dunia modem semakin hanyut dengan materialisme dan hedonisme, peranan tasawwuf dirasakan amat signifikan dalam usaha mengatasi permasalahan dan dilema yang dihadapi oleh masyarakat hari ini. Semakin dominan falsafah sekularisme dan materialisme dalam kehidupan masyarakat semakin banyak orang yang mencari akan 'makna' dan hakikat kehidupan. Dal.am dunia tasawuf seseorang yang ingin bertemu dengan Tuhan harus melakukan perjalanan (suluk) dan menghilangkan sesuatu yang menghalangi antara dirinya dengan Tuhannya, yaitu dunia materi. Sikap ini disebut zuhud.