Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Mengelola Pembelajaran di SMK Negeri 51 Jakarta

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi terkait dengan bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas yang belum memenuhi indikator kompetensi guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengelola pembelajaran serta faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat guru dalam mengelola pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif sebab penelitian ini menggambarkan bagaimana kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data primer berasal dari kepala sekolah, guru PAI dan siswa, sedangkan sumber data sekunder berasal dari data-data sekolah, buku, jurnal, artikel, dan skripsi. Teknik analisis data menggunakan model reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. di SMK Negeri 51 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi yang dimiliki guru PAI sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari berapa aspek, yaitu guru PAI secara teori dan praktik dapat memahami karakteristik siswa yang meliputi dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, intelektual dan emosional, dapat penyusunan rencana pembelajaran, penguasan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulum. Kemudian kemampuan interaksi belajar mengajar meliputi menyelenggrakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan siswa. Terakhir adalah melaksanakan evaluasi hasil belajar serta mengembangkan potensi siswa. Pengelolaan pembelajaran PAI sudah berjalan dengan baik walaupun terkadang dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala. Adapun faktor pendukung kompetensi guru PAI dalam mengelola pembelajaran yaitu pengalaman mengajar yang dimiliki guru, adanya kegiatan pengembangan kompetensi baik dari sekolah maupun pemerintah serta sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu waktu mengajar sangat dibatasi serta pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang berbeda-beda