Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1054
Title: | Penafsiran Sufistik Ayat-Ayat Tentang Maryam (Telaah Kitab Tafsir Lathâif Al-Isyârât dan Rûh Al-Maʻânî) |
Authors: | Jihan Idriyani, 16210742 |
Advisor: | Iffaty Zamimah |
Issue Date: | 2020 |
Publisher: | Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Penelitian ini fokus mengkaji tentang keistimewaan Maryam dalam Kitab Tafsir Lathâif al-Isyârât karya Imam al-Qusyairî dan Rûh al-Maʻânî karya Imam al-Alûsî. Alasan penulis menetapkan topik ini adalah karena pemilihan Allah SWT. kepada Maryam berupa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh wanita manapun di dunia ini, yakni hamil tanpa seorang laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui segala kelebihan pada sosok Maryam, sehingga Allah SWT. memilihnya diantara seluruh wanita shalihah di dunia ini. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat library research (kepustakaan). Adapun teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan analisis isi (content analysis), juga dengan pendekatan muqarran yaitu dengan membandingkan penafsiran Imam al-Qusyairî dan Imam al-Alûsî tentang Maryam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keistimewaan Maryam adalah sejak dalam kandungan Allah SWT. telah memilih Maryam sebagai tanda kekuasaannya, mensucikan rûhaniyah maupun badaniyah Maryam, dan menetapkan Maryam menjadi garis nasab dari Nabi Isa AS. Alasan Allah SWT. memberikan keistimewaan ini kepada Maryam adalah karena Maryam berasal dari keturunan orang-orang yang taat, dan sifatnya yang taat, ikhlas, dan sabar serta selalu menjaga kesuciannya dari para laki-laki. Selain itu, juga dikarenakan nazar ibunda Maryam kepada Allah SWT. dan Maryam juga tumbuh dibawah asuhan orang yang shalih serta lingkungan yang religius. Sebagaimana teori Ibnu ʻArabî bahwa dalam hal insaniyah, Maryam dapat menempati posisi yang setara dengan laki-laki; dalam hal spiritual, Maryam pun dapat menempati posisi laki-laki, walaupun al-Qusyairî (w. 465 H/1073 M) dan al-Alûsî (w. 1270 H/1881 M) menempatkannya pada posisi wali bukan Nabi; dalam hal tajalli Tuhan, di mana Maryam merupakan makhluk Allah yang di dalamnya bisa hidup sosok manusia. Allah menjadikannya âyatan lilʻâlamîn yakni bukti kekuasaan Allah SWT. karena peristiwa kehamilannya yang berasal dari tiupan ruh oleh Allah SWT. kepada Maryam. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/1054 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
16210742.pdf Restricted Access | 1.83 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
16210742_Publik.pdf Restricted Access | 1.22 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.